strategi bisnis kuliner

3 Kesalahan Strategi Bisnis Kuliner di Media Sosial Ini Sering Dilakukan Pebisnis! Apa Saja?

Banyak pebisnis yang gunakan media sosial sebagai salah satu cara untuk meningkatkan penjualan. Namun hati-hati, 3 kesalahan strategi bisnis kuliner di media sosial ini sering dilakukan oleh pebisnis! Sehingga bukannya untung tapi malah buntung!

Strategi yang naik daun

Media sosial menjadi salah satu platform tengah naik daun dan sering digunakan oleh pebisnis untuk memasarkan produk atau jasa. Tak bisa dipungkiri, media sosial menawarkan banyak kelebihan karena jangkauan dan akses yang tak terbatas.

Menonjolkan segi aesthetic produk atau jasa, pebisnis yang paham dengan rahasia strategi bisnis kuliner di media sosial akan memberikan dampak yang sangat besar bagi pebisnis.

Namun tidak sedikit pebisnis yang menggunakan strategi bisnis kuliner di media sosial tapi bukannya untung yang ada malah buntung.

3 kesalahan strategi bisnis kuliner di media sosial

strategi bisnis kuliner
Pebisnis juga harus punya strategi yang terukur dan tidak bisa hanya mengandalkan visual yang menarik saja

Bukannya strategi bisnis kuliner di media sosial itu yang penting punya visual yang menarik? Salah!

Pebisnis juga harus punya strategi yang terukur dan tidak bisa hanya mengandalkan visual yang menarik saja. Jika pebisnis membuat strategi asal-asalan, yang ada malah pebisnis rugi karena tidak berhasil mendatangkan customer.

Global Awards Winning Business Coach, Coach Yohanes G. Pauly, menjelaskan ada 4 kesalahan strategi bisnis kuliner yang bikin merugi:

1.  Targetnya semua orang yang menggunakan media sosial

Kesalahan pertama adalah pebisnis tidak tahu siapa target market utama dan menganggap semua orang yang menggunakan media sosial adalah target market.

Seringkali pebisnis saat ditanya siapa target market jawabannya adalah semuanya. Padahal jika pebisnis mau strategi bisnis kulinernya sukses, ia harus tahu siapa target market spesifiknya.

Ibaratkan pemburu yang akan menangkap burung dengan peluru terbatas, ia harus tahu spesifik burung yang akan ditembak. Jika tidak ia akan menghabiskan peluru sia-sia karena menembak burung yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan keinginannya.

“Media sosial memang bisa menjangkau siapa saja dan dimana saja, namun bukan berarti bahwa semua orang adalah target strategi. Pebisnis harus tahu siapa spesifik market agar strategi bisnis yang dibuat bisa berjalan sesuai ekspektasi.” jelas Coach Yohanes G. Pauly.

2. Hanya fokus ke visual semata

Pebisnis juga harus bisa membuat teks dan kalimat yang bisa menarik perhatian calon customer

Kelebihan dari sosial media adalah sangat menonjolkan unsur visual dibandingkan teks. Pebisnis diberi kemudahan dan keleluasaan untuk menjalankan strategi bisnis kuliner dengan bentuk visual, baik foto maupun video.

Namun bukan berarti pebisnis hanya fokus pada visual saja. Pebisnis juga harus bisa membuat teks dan kalimat yang bisa menarik perhatian calon customer untukberhenti dan membeli di bisnis.

“Harus ada AIDDA yaitu ada unsur attention-nya. Strategi bisnis kuliner baik dengan meng-upload visual harus bisa membuat calon customer “berhenti”. Karena percuma saja membuat strategi jika calon customer hanya lewat saja.” jelas Coach Yohanes G. Pauly yang juga Founder dan Master Coach di GRATYO® ini.

Baca juga:

3. “Kalau harga paling rendah, pasti banyak yang beli”

Apakah disaat pebisnis berhasil menarik perhatian calon customer, mereka akan langsung membeli?

Belum tentu, bisa saja calon customer hanya sekedar “singgah” untuk lihat dan bertanya dan tidak jadi beli. Disini kesalahan yang paling sering dilakukan oleh pebisnis!

Kebanyakan pebisnis terjebak dalam perang harga dengan kompetitor, ujung-ujungnya cara yang mereka pilih adalah banting harga agar bisa menarik customer.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *